Jumat, 28 Maret 2008

PeLangi Kampung rUmAhku



Aku kerap menatap pelangi
karena ia cermin kampung rumahku yang suka berkelahi:
.......................................
Kubuka lembar pertama lima puluh tahun silam, pelangi rumahku warnanya merah
ada banyak makanan murah, rumah murah, pakaian murah
tapi kok bisa-bisanya ya jadi berubah?
orang mulai marah-marah
lama-lama suasana berubah gerah
sebentar diam sebentar perang
Lho kok ya berkelanjutan?
rakyat dan lurah saling marah
rakyat bilang lurah rajin menjarah
lurah bilang rakyat menghasut rakyat
mana ya yang benar?
karena rakyat dan lurah bertengkar, apa-apa jadi mahal
pelangi merahku berdarah-darah
Kubuka lembaran kedua empat puluh tahun silam, pelangi rumahku warnanya kuning
ada banyak makanan, ada banyak pakaian apalagi rumah.. uuuchhh jadi sempit halamanku bermain
semua warna jadi kuning lho..!
namanya jembatan merah tapi warnanya kuning
hehe... itu cuma ada di kampung rumahku!
trotoar saja warnanya kuning
Hmmm... enak juga ya adem ayem ...
ya jelas enak..
ngomong-ngomong dokter gigi di kampung rumahku dilarang praktek lho..
karena kerjanya buka mulut orang!
kampung rumahku memang damai tapi gersang
suara suara dibungkam..
Sepuluh tahun yang lalu tiba-tiba ada desing peluru di kampung rumahku
rakyat kampung rumahku teriak-teriak
ada rakyat ada darah
ada darah ada rakyat
aku tak mau lagi ah pakai baju kuning
nanti aku diteriaki maling
padahal aku suka warna kuning lho..!
aku liat yang pakai baju kuning dikoyak-koyak
ya robek tho bajunya?!
Kini, rakyat kampung rumahku suka gonta ganti warna baju
istilahnya agar trendy gitu loh!
ada warna kuning ganti warna hijau
ada warna hijau ganti warna merah
ada warna merah ganti warna pucat ungu
yaaa... suka sukalah..!
tapi aku sekarang sudah mulai pintar kok
semua warna nyatanya sama saja
direndam sehari saja warnanya luntur
jadi jangan heran ya warna bajuku belang belang..
kuning kelunturan merah
merah kelunturan hijau
hijau kelunturan ungu
ungunya kelunturan warna-warni
lho kalau gitu baju rakyat kampung rumahku tampak kumal dong?
hmmm....
anehnya aku dan rakyatku tetap suka tinggal di rumah pelangi.
Lha iyaaalaaahh ... emang mau tinggal dimana lagi?
"dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung"!